Tweet
Di suatu malam berkabut pada abad pertengahan, para pelaut di pelabuhan Laut Timur melihat sosok yang membuat darah mereka membeku—sebuah kapal raksasa, seluruh badannya hitam pekat, meluncur pelan menembus kabut tanpa suara. Di layar utamanya, tergambar sebuah simbol yang belum pernah mereka lihat: huruf J dan angka 77 bersatu dalam lingkaran emas.
Kapal itu dikenal dalam bisik-bisik kuno sebagai "The Fortuna Obscura", kapal hantu yang hanya muncul ketika dunia berada di ambang perubahan besar. Legenda menyebutkan bahwa kapal tersebut merupakan peninggalan Kerajaan J77ASIA, kerajaan rahasia para penguasa keberuntungan yang menguasai kekuatan peluang dan keseimbangan nasib.
Tak ada awak kapal. Tak ada suara. Hanya gelombang yang sunyi dan aroma logam tua yang menyertai. Namun, mereka yang cukup berani naik ke atas dek melaporkan hal yang ganjil—meja permainan dengan koin emas kuno yang bergerak sendiri, roda nasib yang berputar tanpa disentuh, dan peta digital bercahaya yang menggambarkan dunia masa depan, padahal waktu itu dunia belum mengenal mesin cetak.
Di ruang kapten terdapat buku besar bertuliskan “Algoritma Keberuntungan”, namun setiap orang yang mencoba membacanya akan mengalami mimpi-mimpi aneh—bertemu dengan simbol Scatter Hitam, melihat angka RTP tertulis di langit, dan mendengar bisikan "Mainkan dengan adil, atau ditelan oleh kekacauan."
Lalu, seminggu setelah munculnya kapal itu, ia menghilang begitu saja saat badai besar datang. Hanya satu benda yang tertinggal di dermaga—sebuah chip emas bertuliskan J77ASIA, benda yang menjadi artefak paling dicari hingga kini.
Mereka yang tahu, percaya: kapal itu tidak tenggelam. Ia menunggu. Menjelajahi lautan waktu. Dan akan kembali ketika dunia sekali lagi membutuhkan penjaga keseimbangan keberuntungan.
Kapal itu dikenal dalam bisik-bisik kuno sebagai "The Fortuna Obscura", kapal hantu yang hanya muncul ketika dunia berada di ambang perubahan besar. Legenda menyebutkan bahwa kapal tersebut merupakan peninggalan Kerajaan J77ASIA, kerajaan rahasia para penguasa keberuntungan yang menguasai kekuatan peluang dan keseimbangan nasib.
Tak ada awak kapal. Tak ada suara. Hanya gelombang yang sunyi dan aroma logam tua yang menyertai. Namun, mereka yang cukup berani naik ke atas dek melaporkan hal yang ganjil—meja permainan dengan koin emas kuno yang bergerak sendiri, roda nasib yang berputar tanpa disentuh, dan peta digital bercahaya yang menggambarkan dunia masa depan, padahal waktu itu dunia belum mengenal mesin cetak.
Di ruang kapten terdapat buku besar bertuliskan “Algoritma Keberuntungan”, namun setiap orang yang mencoba membacanya akan mengalami mimpi-mimpi aneh—bertemu dengan simbol Scatter Hitam, melihat angka RTP tertulis di langit, dan mendengar bisikan "Mainkan dengan adil, atau ditelan oleh kekacauan."
Lalu, seminggu setelah munculnya kapal itu, ia menghilang begitu saja saat badai besar datang. Hanya satu benda yang tertinggal di dermaga—sebuah chip emas bertuliskan J77ASIA, benda yang menjadi artefak paling dicari hingga kini.
Mereka yang tahu, percaya: kapal itu tidak tenggelam. Ia menunggu. Menjelajahi lautan waktu. Dan akan kembali ketika dunia sekali lagi membutuhkan penjaga keseimbangan keberuntungan.